KESESUAIAN PENGAJARAN SASTRA DALAM BUKU TEKS KELAS X KURIKULUM 2013 MENUJU ABAD 21: PERSPEKTIF PENGAJARAN SASTRA MOODY
Abstract
ABSTRAK
Ada beberapa prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra. Prinsip-prinsip tersebut adalah (1) Pembelajaran sastra berfungsi untuk meningkatkan kepekaan rasa pada budaya bangsa. (2) Pembelajaran sastra memberikan kepuasan batin dan pengayaan daya estetis melalui bahasa. (3) Pembelajaran apresiasi sastra bukan pelajaran sejarah, aliran, dan teori sastra. (4) Pembelajaran apresiasi sastra adalah pembelajaran untuk memahami nilai kemanusiaan di dalam karya yang dapat dikaitkan dengan nilai kemanusiaan di dalam dunia nyata.
Adapun tujuan pembelajaran sastra dapat dilihat dari dua sisi, yaitu: (1) dilihat secara umum, dan (2) dilihat dari kurikulum yang digunakan di sekolah. Secara umum, tujuan pembelajaran sastra adalah agar siswa: (a) memperoleh pengalaman bersastra, dan (b) memperoleh pengetahuan sastra. Tulisan ini menggali korelasi antara hubungan Pengajaran Sastra Dalam Buku Teks Kelas X Kurikulum 2013 Menuju Abad 21: Perspektif Pengajaran Sastra Moody, Untuk mengantisipasi kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran sastra dan bahasa pada umumnya diberikan rambu-rambu yang perlu diperhatikan guru. Rambu-rambu tersebut adalah sebagai berikut. (1) Pembelajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasi karya sastra. Kegiatan mengapresiasi karya sastra berkaitan erat dengan latihan mempertajam perasaan penalaran, dan daya khayal, serta kepekaan terhadap budaya masyarakat, dan lingkungan hidup. (2) Perbandingan bobot pembelajaran bahasa dan sastra harus seimbang dan dapat disajikan secara terpadu.
Misalnya, wacana sastra dapat digunakan sekaligus sebagai bahan pembelajaran bahasa. (3) Bahan pembelajaran pemahaman adalah mendengarkan dan membaca yang berlingkup pada pengembangan kemampuan menyerap gagasan, pendapat, pengalaman, pesan, dan perasaan, serta mengapresiasikan karya sastra Indonesia, sastra daerah, dan sastra asing yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia baik dalam bentuk puisi, prosa, maupun drama, termasuk cerita rakyat. (4) Bahan pembelajaran penggunaan adalah berbicara dan menulis yang berlingkup pada pengembangan kemampuan pengungkapan gagasan, pendapat, dan perasaan. (5) Sumber belajar siswa dapat berupa buku-buku yang diwajibkan, media cetak, media elektronika, lingkungan, narasumber, pengalaman dan minat anak, serta hasil karya siswa.
Kata Kunci: Pengajaran Sastra, Buku Teks, Abad 21, Pendekatan Moody
Keywords
References
DAFTARPUSTAKA
Abrams, M.H. 1976. The Mirror and The Lamp: Romantic Theory and The Critical Tradition. New York: Holt, Rinehart & Wiston.
Abrams, M.H. 1999. A Glossary of Literary Terms. Seventh Edition. USA: Heinle & Heinle, a division of Thomson Learning, Inc.
Aminuddin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.
Aminuddin (Ed.), 1990. Sekitar Masalah Sastra Beberapa Prinsip dan Model
Pengembangannya. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh.
Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach. Belajar untuk Mengajar. Buku Dua Terjemahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Brown, H. Douglas. 2001. Principles of Language Learning and Teaching. Second Edition San Fracisco State University: Longman.
Brown, H. Douglas. 2004. Language Assessment: Principles and Classroom Pratices. San Fracisco: Longman.
Brown, H. Douglas. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Terjemahan: Noor Holis dan Yusi Avianto Pareanom. Jakarta: Compliments of The Public Affairs Section U.S.Embassy.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Kurikulum dalam Konteks Standar Nasional Pendidikan
Carnine, D, et.al. 1990. Direct Instruction Reading. Ohoi: Merril Publishing Company.
Cox, C. 1999. Teaching Language Arts: A Student–and Response–Centered Clasroom. Boston: Allyn and Bacon.
Culler, Jonatahan. 2000. Literary Theory A Verry Short Introduction. New York: by Oxford University Press Inc.
Depdiknas. 2005. Kelompok Kerja Pengembang Bahasa Indonesia SMK Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta: Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Depdiknas. 2013. Permendiknas Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Ditjen Dikdasmen. 2004. Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup Pendidikan Nonformal. Jakarta: Depdiknas.
Eagleton, Terry.1983. Literary Theory An Introduction. England: Basil Blackwell Publisher Limited.
Eagleton, Terry. 2008. Literary Theory An Introduction. (Teori Sastra Pengantar Komprehensif) (Edisi Terbaru). Terjemahan Harfiah Widyawati dan Evi Setyarini. Yogyakarta dan Bandung: Percetakan Jalasutra.
Gani, Rizanur. 1988. Pengajaran Sastra Indonesia. Respond an Analisis. Jakarta: Depdiknas.
http://digilib.unila.ac.id/5503/ diakses 27 Januari 2015
Iser, Wolfgang. 1987. The Act of Reading. Baltimore and London: The Johns Hopkins University Press.
Joyce, B. et al. 2001. Models of Teaching. New York: Allyn and Bacon.
Joyce, Bruce dan Marsha Weil. Emily Calhoun 2011. Models of Teaching. (Edisi Kedelapan Cetakan Kedua) (Terjemahan Ahmad Fawaid dan Zuhri Qudsy). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Junus, Umar. 1985. Resepsi Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Lefevere, A. 1977. Literary Knowledge: A Polemical and Programmatic Essay on Its Nature, Growth, Relevance and Transmition. Amsterdam: Van Gorcum, Assen.
Luxemburg, Jan van, dkk. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Diterjemahkan oleh Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia.
Moody, H. L. B. 1971. Longman Handbooks for Language Teachers. The Teaching of Literature.London: Longman Group Ltd.
Moody, H. L. B. 1974. The Teaching of Literatur. London: Longman Group Ltd.
Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Pertiwi, P. 2006. Apresiasi Prosa Fiksi. Bandung: Unpas.
(Permendikbud, No 65 Tahun 2013 Tantang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah).
Pusat Kurikulum. 2006. Pengembang Model Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta: Puskur.
Pusat Perbukuan. (2005). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Richard dan Rodgers 2001. Approach, Method, and Technique Teaching Language. New York: Allynand Bacon.
Richard, Jack dan Theodore S. Rodger (1986) Approaches and Methods in Language Teaching. London: Cambridge Language Teaching Library.
Riffaterre, M. 1978. Semiotics of Poetry. ‘Penciptaan Teks’ Diterjemahkan Oleh Suminto A. Sayuti. London : Routledge & Kegan Paul.
Riffaterre, M. 1978. Semiotics of Poetry. London : Routledge & Kegan Paul.
Rusyana, Y. 1983. Metode Pengajaran Sastra. Bandung:Gunung Larang.
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Santosa, Puji. 1993. Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra. Bandung: Penerbit Angkasa.
Segers, Rien T. Evaluasi Teks Sastra. 2000. Diterjemahkan oleh Suminto A. Sayuti. Yogyakarta: Adi Cinta.
Silberstein, S. 1994. Techniques and Resources in Teaching Reading. New York: Oxford University Press.
Syahrial. 2007. “Tentang Pengajaran Sastra Lama di Sekolah”. Makalah pada Seminar Bahasa dan Sastra di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, Depok.
Teeuw, A. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta : Gramedia.
Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta : Pustaka Jaya Girimukti Pustaka.
Teeuw. A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
Thomas and Robinson. 1986. Improving Reading in Every Class. Boston: Allyn and Bacon.
Tierney, R.J. et.al. 1991. Portofolio Assessment in the Reading-Writing Classroom. Norwood: Christoper-Gordon Publishers.
Tierney, R.J. et.al. 1995. Reading Strategies and Practices. Boston: Allyn and Bacon.
Valdes, M.J. 1987. Phenomenological Hermeneutical Hermeneutics and the Study of Literature. London: University of Toronto Press.
Wellek, R. dan Warren, A. 1956. Theory of Literature. New York: Harcout, Barance and Company.
DOI: http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i5.7620
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 JURNAL PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.