ANALISIS SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN PEDESAAN DI PROVINSI RIAU
Abstract
Pembangunan Desa harus mampu meningkatan kualitas hidup dan kehidupan yang ditujukan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat Desa. Peningkatan pembangunan pedesaan tidak cukup didorong melalui kapitalisasi akumulasi modal yang masuk ke pedesaan, namun harus diiringi dengan pemberdayaan masyarakat desa. Meningkatnya perhatian pemerintah melalui meningkatnya anggaran pembangunan desa diharapkan akan membawa perbaikan dalam peningkatan pembangunan sosial ekonomi pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk (i) Mengetahui perkembangan pembangunan sosial pedesaan di Provinsi Riau, (ii) Mengetahui perkembangan pembangunan ekonomi pedesaan di Provinsi Riau. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis aspek sosial meliputi indikator pendidikan dan kesehatan, sedangkan aspek ekonomi meliputi indikator konsumsi dan pengeluaran, dan akses permodalan, serta kondisi ekonomi rumah tangga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek kesehatan, jaminan pembiayaan/asuransi kesehatan pada rumah tangga pedesaan cenderung menurun, dimana pada tahun 2013 sebanyak 43,12% menjadi sebesar 42,99% pada tahun 2014. Jenis keluhan kesehatan yang banyak dialami penduduk pedesaan adalah pilek, batuk, dan panas. Pada aspek pendidikan, indikator angka melek huruf menunjukkan bahwa sebesar 98,24% penduduk telah mampu baca tulis. Ini berarti penduduk pedesaan yang buta huruf tinggal sebesar 1,76%. Pembangunan pedesaan dari aspek ekonomi menunjukkan bahwa rumah tangga pedesaan masih mengalami keterbatasan dalam mengakses permodalan. Rumah tangga pada wilayah pedesaan di Provinsi Riau pada tahun 2014 yang mendapatkan kredit usaha sebesar 12,42%. Pengeluaran perkapita penduduk pedesaan di Provinsi Riau yaitu Rp. 673.467 per bulan pada tahun 2013 dan meningkat menjadi sebesar Rp. Rp. 756.750 per bulan pada tahun 2014. Meningkatnya pengeluaran perkapita pada wilayah pedesaan diikuti oleh menurunnya tingkat konsumsi terhadap beras murah/raskin yang turun dari 40,64% tahun 2013 menjadi sebesar 39,72% ditahun 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek kesehatan, jaminan pembiayaan/asuransi kesehatan pada rumah tangga pedesaan cenderung menurun, dimana pada tahun 2013 sebanyak 43,12% menjadi sebesar 42,99% pada tahun 2014. Jenis keluhan kesehatan yang banyak dialami penduduk pedesaan adalah pilek, batuk, dan panas. Pada aspek pendidikan, indikator angka melek huruf menunjukkan bahwa sebesar 98,24% penduduk telah mampu baca tulis. Ini berarti penduduk pedesaan yang buta huruf tinggal sebesar 1,76%. Pembangunan pedesaan dari aspek ekonomi menunjukkan bahwa rumah tangga pedesaan masih mengalami keterbatasan dalam mengakses permodalan. Rumah tangga pada wilayah pedesaan di Provinsi Riau pada tahun 2014 yang mendapatkan kredit usaha sebesar 12,42%. Pengeluaran perkapita penduduk pedesaan di Provinsi Riau yaitu Rp. 673.467 per bulan pada tahun 2013 dan meningkat menjadi sebesar Rp. Rp. 756.750 per bulan pada tahun 2014. Meningkatnya pengeluaran perkapita pada wilayah pedesaan diikuti oleh menurunnya tingkat konsumsi terhadap beras murah/raskin yang turun dari 40,64% tahun 2013 menjadi sebesar 39,72% ditahun 2014.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.